Jujur aja, aku pertama kali dengar nama Pantai Watu Bela itu dari temen yang asli Maluku. Awalnya kupikir itu semacam tebing atau tempat hiking, soalnya kata “watu” biasanya identik sama batu atau tebing. Eh ternyata salah besar. travel Pantai Watu Bela itu pantai — dan bukan pantai biasa. Tempatnya masih asri banget, belum seramai destinasi wisata mainstream kayak Kuta atau Parangtritis. Cocok banget buat orang yang pengin healing dari hiruk-pikuk kota.
Waktu itu aku lagi suntuk sama kerjaan, scroll Instagram dan nemu foto Pantai Watu Bela dari akun lokal Maluku. Langsung nge-DM temenku, “Eh, ini di Maluku? Cakep banget sih!” Dua minggu kemudian, aku udah di pesawat, bawa tas punggung, kamera, dan tekad buat nemuin ketenangan di ujung timur Indonesia.
Dan serius, pantai ini tuh definisi dari ‘hidden gem’. Nggak terlalu banyak yang tahu, aksesnya juga nggak gampang-gampang amat, tapi pas sampai sana… wah, semua rasa lelah terbayar lunas. Serius deh, aku hampir nggak percaya ada pantai seindah ini yang belum diekspos besar-besaran di media sosial.
Keindahan Pantai Watu Bela yang Nggak Main-Main
Kalau kamu pecinta pantai sejati tribun flores, kamu bakal jatuh cinta sama gradasi warna air laut di Pantai Watu Bela. Dari biru toska, hijau bening, sampai biru tua yang dalam. Pasirnya putih, halus, dan bersih banget. Bahkan aku sempat lepas sandal karena rasanya sayang kalau nggak ngerasain langsung tekstur pasirnya di kaki. Bikin relaks banget, sumpah.
Yang paling bikin takjub itu formasi batu karang raksasa di sisi timur pantai. Ada satu batu gede yang bentuknya kayak kepala singa menghadap laut — penduduk lokal bilang itu batu keramat, katanya dijaga sama roh leluhur. Mistis tapi tetap bikin penasaran.
Banyak juga pohon kelapa dan vegetasi liar yang bikin suasana tropisnya makin kuat. Satu hal yang kusuka banget dari pantai ini adalah suasananya yang masih alami dan sepi. Nggak ada suara musik keras, nggak ada pedagang asongan teriak-teriak. Cuma suara ombak, angin, dan kadang burung laut lewat. Buatku, itu surga dunia.
Oh iya, waktu terbaik buat ke sini itu pagi sampai menjelang siang. Cahaya mataharinya bikin warna air laut makin keluar dan cocok banget buat foto-foto. Kalau kamu suka motret, siapin memori card cadangan ya — soalnya semua sudut pantai ini Instagrammable banget!
Kenapa Pantai Watu Bela Dijadikan Objek Wisata?
Awalnya, pantai ini cuma jadi tempat main anak-anak desa sekitar. Tapi lama-lama, para penggiat wisata lokal sadar: Pantai Watu Bela punya potensi wisata luar biasa. Selain keindahan alamnya, pantai ini punya daya tarik budaya juga. Di sekitar pantai, ada beberapa cerita rakyat yang diturunkan turun-temurun, salah satunya tentang asal-usul batu karang yang katanya dulu manusia yang dikutuk. Agak horor, tapi seru buat didengar sambil ngopi di tepi pantai.
Pemda setempat akhirnya mulai bergerak, membenahi akses jalan, bikin beberapa spot duduk dari bambu, bahkan mulai mempromosikan lewat event budaya. Meski belum terlalu masif, tapi wisatawan lokal mulai berdatangan, terutama saat libur sekolah atau akhir pekan.
Pantai ini juga dijadikan tempat edukasi alam. Beberapa sekolah di Maluku kadang bikin field trip ke sini buat ngajarin murid soal ekosistem pantai, pelestarian laut, sampai mengenalkan budaya setempat. Jadi bukan cuma rekreasi, tapi juga edukatif.
Dan yang paling penting: penduduk sekitar juga dilibatkan. Ada yang jadi penjaga kebersihan, ada yang buka warung, ada yang sewain ban pelampung. Ini bikin perekonomian lokal pelan-pelan ikut terangkat, dan itu luar biasa.
Keseruan Main di Pantai Watu Bela: Nggak Mau Pulang!
Aku masih ingat waktu nyebur ke airnya untuk pertama kali — dingin, segar, dan super clean! Kayak berenang di kolam pribadi yang disediain alam. Waktu itu aku bawa ban besar warna kuning, dan bareng temenku, kami main air hampir 2 jam nonstop. Nggak ada lifeguard sih, jadi tetap harus hati-hati, terutama kalau udah ke arah laut dalam.
Selain berenang, kamu bisa snorkeling di sisi kanan pantai. Airnya jernih banget, terumbu karangnya masih hidup, dan ikan warna-warni langsung muncul begitu kita masuk air. Serius, aku sampe ngira ini lebih bagus dari spot snorkeling di tempat-tempat terkenal. Tapi harus bawa alat sendiri ya, soalnya belum ada tempat sewa alat snorkeling di sini.
Yang lucu, anak-anak lokal juga suka ngajakin main bola di pasir. Mereka nggak segan ngajak kita gabung. Dan pas main bareng mereka… aku kalah telak! Tapi justru itu yang bikin pengalaman di sini beda. Interaksi dengan warga lokalnya tuh hangat banget. Bikin kita nggak berasa kayak turis.
Oh iya, satu tips: jangan lupa bawa tikar atau hammock. Di antara pohon kelapa, kamu bisa selonjoran sambil baca buku atau sekadar rebahan dengerin suara ombak. Healing maksimal!
Kuliner Pantai Watu Bela: Sederhana Tapi Nagih!
Setelah capek main air, perut tentu minta diisi. Untungnya, ada warung kecil yang dikelola warga sekitar. Nggak mewah, tapi rasanya… beuh, juara! Aku sempat nyicip ikan bakar hasil tangkapan pagi itu, disajikan sama nasi panas, sambal colo-colo, dan lalapan segar. Simpel, tapi nikmatnya sampai sekarang masih kebayang.
Ada juga cemilan lokal kayak kasbi goreng (singkong goreng) yang gurih banget, apalagi ditemani es kelapa muda yang dipetik langsung dari pohonnya. Bayangin duduk di tikar, makan kasbi goreng, dan lihat laut lepas. Sederhana tapi bahagia.
Satu hal yang kusuka, semua makanan di sini fresh dan murah. Aku sempat ngobrol sama ibu warungnya, katanya mereka masak sesuai hasil laut hari itu. Jadi kalau dapet ikan, ya ikan. Kalau cuaca buruk dan nggak ada tangkapan, ya menunya berubah.
Oh ya, kalau kamu suka kopi, coba minta mereka bikinin kopi Maluku asli. Diseduh manual, rasanya pekat, dan aromanya khas banget. Cocok buat nemenin senja di pinggir pantai. Trust me, ini bakal jadi salah satu momen yang kamu kenang selamanya.
Pelajaran yang Kupetik dari Watu Bela
Dari semua perjalanan yang pernah kulakuin, kunjungan ke Pantai Watu Bela ini punya tempat khusus di hatiku. Nggak cuma karena keindahannya, tapi juga karena pengalaman spiritual dan emosional yang aku rasain. Kadang kita terlalu sibuk cari destinasi jauh, padahal Indonesia punya surga seperti ini yang belum banyak orang tahu.
Pelajaran terbesar? Kadang, tempat terbaik justru yang nggak terlalu viral. Pantai Watu Bela ngajarin aku untuk pelan-pelan, menikmati hidup, dan menghargai alam. Di sini, aku nemuin ketenangan yang udah lama hilang.
Kalau kamu butuh tempat buat menyendiri, menikmati alam tanpa distraksi, dan mereset pikiran… Pantai Watu Bela bisa jadi jawabannya.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Patung Seribu Bintan: Tempat Wisata Religius yang Diam-diam Mengubah Cara Pandang Hidup disini