Kucing Havana: Si Cokelat Mewah yang Bikin Jatuh Hati dari Pandangan Pertama

Estimated read time 6 min read

Kalau ada satu momen yang bikin saya percaya “cinta pada pandangan pertama” itu nyata, ya waktu pertama kali ketemu kucing Havana. Awalnya saya nggak sengaja lihat dia di rumah teman—warnanya cokelat pekat, matanya hijau seperti batu zamrud, dan gerakannya… aduh, elegan banget. Rasanya seperti lihat model kucing yang baru keluar dari catwalk (kalau ada versi kucingnya).

Saya sempat mikir, “Ini Animals kucing apa sih? Kok warnanya kayak permen cokelat, tapi matanya kayak daun segar setelah hujan.” Dari situ lah perjalanan saya mengenal Havana Brown dimulai. Dan percaya atau nggak, semakin saya tahu, semakin saya merasa kucing ini nggak cuma cantik, tapi juga punya kepribadian yang bikin hati hangat.

Apa Itu Kucing Havana?

9 Kucing Cokelat dari Siamese Chocolate Point hingga Havana Brown |  HowStuffWorks

Havana Brown itu ras kucing yang unik banget. Dia dikenal dengan warna bulunya yang cokelat kemerahan (kadang disebut chestnut brown), yang kalau kena cahaya matahari jadi berkilau. Asal-usulnya lumayan menarik: dikembangkan di Inggris sekitar tahun 1950-an dari persilangan Siamese dengan kucing hitam domestik dan Russian Blue.

Ras ini jarang banget ditemukan, bahkan di negara asalnya. Makanya banyak orang yang memeliharanya merasa seperti punya “permata langka”. Oh iya, satu hal yang lucu, nama “Havana” bukan berarti kucing ini dari Kuba. Sebenarnya, nama itu terinspirasi dari warna cerutu Kucing Havana yang mirip sama bulunya Wikipedia.

Kalau dilihat dari dekat, bentuk kepalanya agak panjang, hidungnya lurus, dan kumisnya… ya ampun, seperti digambar pakai pensil halus. Kucing ini masuk kategori medium size dengan berat rata-rata 2,7 – 4,5 kg, jadi nggak terlalu besar tapi juga nggak kecil. Cocok untuk dipeluk tanpa bikin pegal.

Mengapa Kucing Havana Sangat Disukai?

Jujur aja, alasan orang jatuh cinta sama kucing ini tuh nggak cuma karena penampilannya. Memang, warna bulunya itu luar biasa memikat—nggak ada ras lain yang punya warna cokelat seutuh dan sehangat ini. Tapi kepribadiannya juga bikin ketagihan.

Dari pengalaman saya “ngurusin” Havana Brown, mereka itu:

  1. Ramah banget sama manusia
    Saya sering duduk ngetik di meja kerja, dan Kucing Havanasaya akan lompat pelan-pelan, lalu duduk di pangkuan. Nggak demanding, cuma ingin dekat. Kalau kucing lain kadang cuek, Havana ini tipe yang suka interaksi.

  2. Pintar dan cepat belajar
    Saya pernah iseng ngajarin dia ambil mainan bola kecil. Dalam dua hari, dia sudah bisa ambil dan balikin. Bukan cuma itu, dia juga kayak tahu kapan saya lagi sedih—langsung nyamperin dan ngelus-ngelus kepala ke tangan.

  3. Suara lembut
    Kalau Siamese terkenal cerewet, Havana lebih kalem. Suaranya halus, kayak bisikan. Cocok banget buat yang nggak suka kucing berisik.

  4. Bisa akrab dengan hewan lain
    Ini yang bikin saya kaget. Dia bisa akur sama anjing tetangga (yang biasanya galak) setelah cuma seminggu perkenalan.

Makanya, nggak heran kalau pecinta kucing sering bilang Havana itu “paket lengkap”: cantik, pintar, dan penyayang.

Keunikan dari Kucing Havana

Kalau kita ngomongin keunikan, Havana punya beberapa hal yang bikin dia beda dari ras lain:

  • Warna bulu solid chestnut brown yang terlihat mewah banget, apalagi kalau kena sinar matahari sore.

  • Mata hijau intens yang bisa bikin orang terpaku.

  • Kumis dan bantalan kaki berwarna cokelat—ini jarang banget ada di ras lain.

  • Kepribadian “dog-like” alias mirip anjing dalam hal loyalitas dan suka mengikuti pemilik.

  • Gerakan elegan yang kayak penari balet, pelan tapi penuh kontrol.

Saya pernah bawa Kucing Havana ke acara komunitas kucing, dan orang-orang langsung berhenti untuk foto. Banyak yang bilang belum pernah lihat kucing seanggun ini secara langsung. Rasanya seperti punya “celebrity cat”.

Tips Merawat Kucing Havana

5 Ras Kucing Paling Langka di Dunia yang Menarik Perhatian Catlovers!

Oke, ini bagian yang penting, apalagi kalau kamu tertarik memeliharanya. Kucing Havana sebenarnya nggak ribet, tapi ada beberapa hal yang saya pelajari (kadang dari kesalahan sendiri) yang bisa membantu.

1. Sikat Bulu Secara Rutin

Bulu Kucing Havana memang pendek, tapi dia mengkilap kalau dirawat dengan baik. Saya biasanya sikat seminggu dua kali pakai sikat lembut. Pernah saya malas, dan hasilnya bulu kelihatan kusam. Begitu rutin disikat lagi, kilau cokelatnya balik.

2. Perhatikan Makanannya

Havana gampang gemuk kalau terlalu banyak makan snack. Saya biasanya kasih makanan kucing premium dengan campuran protein tinggi, lalu sesekali treat seperti ayam rebus tanpa bumbu.

3. Beri Mainan yang Merangsang Otak

Mereka cepat bosan. Saya pernah biarin cuma main bola biasa, lama-lama dia nggak mau main. Jadi saya ganti mainan puzzle food—dan dia langsung semangat lagi.

4. Cek Kesehatan Rutin

Karena ras ini cukup langka, penting banget cek kesehatan rutin ke dokter hewan, minimal 6 bulan sekali. Tujuannya bukan cuma vaksin, tapi juga memantau gigi, telinga, dan berat badan.

5. Sediakan Waktu Interaksi

Ini kucing yang butuh perhatian. Kalau kamu sering pergi berhari-hari tanpa interaksi, dia bisa stres. Saya sendiri selalu sempatkan minimal 15-20 menit main bareng tiap hari.

Daya Tarik Kucing Havana

Kalau saya rangkum, daya tarik Kucing Havana ada di kombinasi penampilan mewah + hati yang hangat. Dia bukan kucing yang cuma enak dipandang, tapi juga kucing yang bikin rumah terasa hidup.

Banyak pemilik bilang, hidup mereka jadi lebih teratur sejak punya Kucing Havana. Kok bisa? Karena Havana suka rutinitas—mereka tahu jam makan, jam bermain, bahkan jam tidur. Saya pun merasa punya “alarm hidup” yang lucu.

Dan yang paling saya suka? Saat sore hari, dia suka duduk di dekat jendela, bulunya terkena cahaya matahari oranye, lalu matanya memandang jauh keluar. Momen itu selalu bikin saya mikir, “Beruntung banget bisa punya makhluk seindah ini di rumah.”

Pengalaman Pribadi Memelihara Kucing Havana Selama Setahun

Kalau saya mundur setahun ke belakang, awal punya Havana itu rasanya seperti punya anak kecil baru di rumah. Namanya Coco, karena bulunya persis warna cokelat pekat seperti bubuk cokelat premium. Hari pertama dia datang, saya sudah bisa lihat kalau dia ini bukan tipe kucing biasa. Dia nggak sembunyi di bawah lemari seperti kebanyakan kucing baru, tapi malah langsung keliling rumah seperti sedang inspeksi properti.

Saya masih ingat malam pertamanya. Waktu itu saya pikir dia bakal tidur di kasur kucing yang sudah saya siapkan lengkap dengan selimut kecil. Eh, ternyata sekitar jam 2 pagi, saya merasa ada sesuatu melangkah di atas selimut saya. Pas buka mata, Coco duduk di dada saya sambil menatap. Seolah bilang, “Halo, mulai sekarang aku tidur di sini ya.”

Jujur, di minggu-minggu awal itu saya sempat agak kewalahan. Havana ini kan cerdas dan aktif, jadi kalau nggak ada stimulasi, dia bisa bosan. Pernah suatu hari saya tinggal kerja setengah hari, pulang-pulang mainan di ruang tamu berantakan. Bukan cuma bola mainan, bahkan gulungan tisu juga habis dirobek-robek. Sejak saat itu saya belajar: Havana butuh mainan puzzle atau interaktif yang bisa mengalihkan energinya.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Badak Jawa: Kisah Langka dari Satwa Purba yang Hampir Punah disini

Author

You May Also Like

More From Author