Danilla Riyadi: Musisi Indie Indonesia dengan Suara Emas

Estimated read time 6 min read

Kadang kita suka nemu musisi yang nadanya langsung nempel di hati, kan? Nah, buat saya, salah satu nama itu ya Danilla Riyadi. Dari pertama kali dengerin lagunya, saya langsung mikir, “Wah, ini suara bukan main lembutnya.” Danilla itu tipikal penyanyi indie yang nggak cuma jualan suara, tapi juga cerita. Setiap liriknya kayak ngobrol langsung sama kita, bikin seolah-olah dia lagi duduk di sebelah kita, gitar di tangan, terus nyanyi pelan sambil curhat.

Saya masih ingat momen pertama kali benar-benar mendengarkan album Danilla Riyadi. Waktu itu lagi hujan, sore-sore, dan playlist acak saya nyangkut di lagunya Danilla. Judulnya Berdistraksi. Saya kira awalnya bakal sama kayak lagu mellow lain, eh ternyata beda banget. Suaranya rendah, adem, tapi ada semacam “berat” emosional di baliknya. Dari situ saya mulai kepo, siapa sih sosok di balik suara emas ini?

Perjalanan Awal: Musik yang Mengalir dalam Darah

Danilla Riyadi Rilis Album Remaster Telisik (lagi)

Danilla Riyadi lahir di Jakarta pada 12 Februari 1990. Kalau boleh jujur, saya nggak kaget sih dia akhirnya jadi musisi. Soalnya ternyata darah seni udah ngalir di keluarganya. Ibunya seorang penyanyi bossa nova, ayahnya juga musisi. Jadi ibarat kata, dia udah tumbuh di lingkungan yang penuh nada sejak kecil Wikipedia.

Tapi uniknya, Danilla nggak langsung loncat ke dunia musik. Waktu remaja, dia malah lebih banyak menyukai seni rupa dan sastra. Baru setelah agak dewasa, ketertarikannya pada musik makin kuat. Katanya, dulu dia sempat nggak percaya diri sama suaranya. Lucu ya, orang lain nganggap suara dia emas, eh dia sendiri malah sempat ngerasa biasa aja.

Saya jadi inget pengalaman pribadi waktu diminta nyanyi pas acara sekolah dulu. Rasanya minder banget karena mikir suara saya pas-pasan. Tapi ternyata kadang yang kita anggap kelemahan bisa jadi keunikan. Danilla contohnya. Suara beratnya yang dulu bikin dia ragu, sekarang justru jadi ciri khas yang bikin orang langsung tahu, “Oh, ini Danilla.”

Album Pertama Danilla Riyadi: Telisik dan Awal Perjalanan Publik

Debut albumnya, Telisik (2014), jadi pintu besar yang membuka jalan kariernya. Kalau didengerin, album ini penuh nuansa mellow, jazz, dan sedikit pop indie yang manis. Lirik-liriknya puitis banget, kayak baca puisi tapi dibungkus dengan melodi.

Saya masih ingat waktu pertama kali coba dengerin album Telisik secara penuh. Rasanya kayak lagi baca buku harian seseorang yang isinya penuh rahasia kecil. Ada lagu-lagu yang bikin kita merasa hangat, tapi ada juga yang bikin sedikit nyesek. Misalnya, lagu Ada di Sana — melodinya sederhana, tapi perasaan yang ditransfer tuh dalam banget.

Banyak orang bilang album ini underrated, tapi justru dari situ lahirlah komunitas kecil fans yang loyal banget sama Danilla. Nah, di sinilah saya merasa musik indie punya kekuatan sendiri. Meski nggak se-booming pop mainstream, justru keintiman yang dibangun lebih dalam. Kayak kita punya “teman rahasia” yang selalu ngerti perasaan kita.

Karakter Musik Danilla Riyadi: Antara Jazz, Indie, dan Rasa Personal

Kalau ngomongin musik Danilla, susah banget buat naro dia di satu kotak genre. Ada jazz, ada pop, ada folk, ada juga nuansa indie rock. Tapi benang merahnya tetap: emosi yang personal.

Saya pernah nyoba analisis kecil-kecilan bareng temen yang juga suka musik. Katanya, musik Danilla tuh ibarat kopi hitam tanpa gula. Nggak semua orang langsung suka, tapi kalau udah kebiasa, malah bikin nagih. Saya setuju. Suaranya nggak “wah” ala diva, tapi justru karena natural dan nggak dipoles berlebihan, makanya terasa jujur.

Kadang saya mikir, mungkin itu juga kenapa Danilla bisa survive di industri musik yang keras. Banyak musisi yang nyoba ikut tren, tapi dia tetap konsisten dengan gayanya sendiri. Ada saatnya dia collab dengan musisi lain, tapi auranya tetap Danilla banget.

Pengalaman Pribadi Menyimak Live Performance

Nah, bagian ini jujur agak personal. Saya pernah sekali nonton konsernya di sebuah acara kampus yang menghadirkan musisi indie. Danilla tampil malam itu dengan set sederhana: cuma gitar, keyboard, dan backing band kecil. Tapi gilanya, auranya bikin seluruh ruangan hening.

Saya masih bisa ngerasain momen ketika dia nyanyiin lagu Berdistraksi. Lampu redup, semua penonton ikut hanyut, dan jujur aja, ada beberapa orang yang sampai meneteskan air mata. Itu pengalaman live music yang jarang banget saya rasakan. Rasanya kayak ada komunikasi emosional tanpa kata.

Sejak itu saya jadi percaya, suara Danilla memang bukan sekadar “bagus,” tapi punya kedalaman yang bisa nyentuh langsung ke hati orang. Dan buat saya, itu yang bikin dia berbeda dari banyak musisi lain.

Kolaborasi dan Eksperimen Musik

Danilla Riyadi: Alam Merupakan Cerminan Manusia Bersikap - Greeners.Co

Selain solo, Danilla juga sering kolaborasi dengan musisi lain. Pernah sama Kunto Aji, Rendy Pandugo, sampai proyek-proyek eksperimental di panggung indie. Menariknya, meski collab, dia tetap berhasil mempertahankan identitas musiknya.

Saya kadang suka mikir, ini semacam pelajaran juga buat kita: punya ciri khas itu penting banget. Dalam dunia blogging, misalnya, kalau gaya kita sama aja kayak ribuan blog lain, ya bakal tenggelam. Sama kayak musisi, kalau cuma ikut arus, orang bakal gampang lupa. Danilla ngajarin saya soal keberanian jadi diri sendiri di tengah tren.

Lagu-Lagu Favorit Danilla Riyadi yang Patut Didengar

Kalau kamu baru mulai kenalan sama musik Danilla Riyadi, saya punya beberapa rekomendasi lagu favorit yang menurut saya wajib dicoba:

  1. Berdistraksi – melankolis tapi indah.

  2. Ada di Sana – cocok buat momen refleksi.

  3. Terpaut oleh Kata-kata – nuansa jazzy yang hangat.

  4. Lintasan Waktu – liriknya puitis, musiknya sederhana tapi dalam.

  5. Satu Malam di Temaram – penuh emosi, bikin hanyut.

Percaya deh, kalau kamu lagi di fase hidup yang banyak mikir, lagu-lagu ini bisa jadi soundtrack personal banget.

Pelajaran Hidup dari Sosok Danilla

Buat saya pribadi, ada beberapa hal yang bisa dipetik dari perjalanan Danilla:

  1. Berani jadi diri sendiri. Suaranya unik, dia nggak maksa jadi orang lain.

  2. Konsistensi itu kunci. Dari album ke album, meski berkembang, tetap ada benang merah.

  3. Kejujuran punya nilai. Musiknya terasa tulus, bukan sekadar komoditas.

  4. Nggak semua hal harus besar untuk berdampak. Meski indie, karyanya bisa bikin banyak orang tersentuh.

Kalau ditarik ke kehidupan sehari-hari Danilla Riyadi, ini kayak pesan supaya kita jangan terlalu sibuk nyari validasi orang lain. Fokus aja ke apa yang bikin kita autentik.

Suara yang Terus Bergema

Setelah sekian lama ngikutin musik Danilla, saya makin yakin kalau dia adalah salah satu musisi paling berpengaruh di skena indie Indonesia. Suaranya mungkin nggak “meriah” ala pop mainstream, tapi justru itulah kekuatannya. Dia pelan, tapi mengena.

Danilla Riyadi dengan suara emasnya ngajarin saya bahwa seni itu bukan soal seberapa keras kita bersuara, tapi seberapa tulus pesan yang kita sampaikan. Entah kamu seorang musisi, blogger, atau sekadar penikmat musik, saya rasa ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari perjalanan kariernya.

Kalau kamu belum pernah dengerin lagunya, coba deh malam ini pas lagi santai, pasang satu albumnya, terus biarin musiknya mengalir. Siap-siap aja dibuat hanyut.

Baca fakta seputar : Biography

Baca juga artikel menarik tentang : Kang Dong Won: Pesona Abadi Aktor Korea yang Tak Pernah Pudar

Author

You May Also Like

More From Author