Jujur, saya nggak pernah nyangka bakal ngalamin yang namanya penyakit kuning. Selama ini saya kira itu cuma mitos dari cerita orang tua dulu — kayak penyakit anak-anak yang gampang sembuh. Tapi kenyataannya jauh banget dari itu.
Suatu pagi, saya bangun dan langsung merasa ada yang aneh. Badan rasanya lemas banget, kayak baru lari marathon semalam padahal saya cuma nonton Netflix sampai ketiduran. Tapi yang bikin saya benar-benar panik itu pas saya ngaca. Mata saya kuning. Kulit saya juga agak kekuningan. Rasanya absurd banget. Awalnya saya kira cuma karena pencahayaan kamar yang jelek. Tapi pas saya tanya istri saya, dia langsung kaget, “Kok kamu kayak…kuning gitu, ya?”
Dan di situlah semuanya dimulai.
Apa Itu Penyakit Kuning? Bukan Cuma Tentang Warna Kulit
Setelah ke dokter Health dan tes darah, saya baru benar-benar paham apa itu penyakit kuning atau yang disebut juga jaundice. Singkatnya, ini adalah kondisi saat kadar bilirubin (zat kuning yang diproduksi saat tubuh memecah sel darah merah) terlalu tinggi dalam darah Halodoc.
Normalnya, hati akan menyaring bilirubin ini dan membuangnya lewat kotoran. Tapi kalau hati bermasalah — atau ada saluran empedu yang tersumbat — bilirubin menumpuk dan bikin warna kulit serta mata jadi kuning. Jadi, penyakit kuning bukanlah penyakit utama, melainkan gejala dari masalah yang lebih dalam. Dan itu bisa jadi sangat berbahaya.
Mengapa Penyakit Kuning Itu Berbahaya? (Saya Baru Tahu Saat Sudah Terlambat)
Waktu dokter bilang saya harus cek fungsi hati lebih lanjut, saya mulai cemas. Saya pikir ini bakal sembuh sendiri, minum obat herbal atau istirahat. Tapi ternyata nggak sesederhana itu.
Penyakit kuning bisa menandakan banyak kondisi serius seperti:
Hepatitis A, B, atau C
Sirosis hati
Batu empedu
Kanker hati atau pankreas
Kerusakan hati karena alkohol atau obat-obatan
Dalam kasus saya, ternyata itu gejala awal dari hepatitis A. Untungnya masih bisa ditangani karena ketahuan cukup awal. Tapi bayangkan kalau saya cuek dan anggap ini cuma “capek biasa”? Bisa jadi lebih parah.
Satu hal penting yang saya pelajari: penyakit kuning itu bisa diam-diam mematikan kalau kita anggap remeh.
Penyebab Penyakit Kuning: Bukan Hanya dari Makanan, Tapi Juga Gaya Hidup
Banyak orang mikir penyakit kuning itu gara-gara makanan yang ‘panas’ atau karena kebanyakan minum jamu. Ya, itu bisa jadi faktor, tapi sebenarnya penyebabnya bisa lebih kompleks.
Berikut beberapa penyebab umum penyakit kuning yang saya pelajari dari pengalaman dan diskusi dengan dokter:
a. Infeksi virus
Terutama hepatitis A, B, dan C. Virus ini menyerang hati dan mengganggu proses penyaringan bilirubin.
b. Konsumsi alkohol berlebihan
Saya bukan peminum, tapi buat yang suka minum, hati-hati — alkohol bisa bikin hati rusak perlahan-lahan.
c. Obat-obatan tertentu
Saya sempat minum antibiotik dan suplemen tanpa resep. Ternyata bisa memperberat kerja hati.
d. Masalah di saluran empedu
Seperti batu empedu atau peradangan, yang menghalangi bilirubin keluar dari tubuh.
e. Keturunan atau kelainan darah
Ada juga yang punya kelainan metabolisme sejak lahir, terutama pada bayi baru lahir.
Dan yang nggak kalah penting: gaya hidup buruk. Kurang tidur, pola makan sembarangan, dan stres ternyata sangat berpengaruh terhadap kesehatan hati kita.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Saya Terkena Penyakit Kuning
Oke, ini bagian yang agak memalukan tapi perlu saya share supaya bisa jadi pelajaran.
Beberapa kesalahan saya pribadi:
Sering makan junk food malam-malam (siapa sangka burger jam 11 malam bisa berdampak ke liver?)
Kurang minum air putih, tapi banyak minum kopi dan minuman manis.
Nggak pernah cek kesehatan tahunan.
Menganggap “lelah” itu cuma efek kerja keras, padahal itu bisa tanda hati mulai stres.
Dan yang paling parah: saya mengabaikan gejala awal seperti gatal-gatal di kulit, warna urin yang gelap, dan feses yang pucat. Ternyata itu sinyal awal yang sering dianggap sepele.
Dampak Penyakit Kuning terhadap Hidup Saya (Lebih Dari Sekadar Fisik)
Secara fisik, saya harus bed rest hampir tiga minggu. Rasanya kayak hilang dari radar. Teman-teman kerja pada nanya kenapa saya jarang muncul di Zoom, dan saya cuma jawab, “Lagi sakit perut.”
Padahal bukan cuma perut, tapi seluruh tubuh rasanya kayak dililit. Mual, muntah, nggak nafsu makan, bahkan pikiran jadi kabur. Dan yang paling nyebelin: kulit saya gatal banget sepanjang hari. Gatalnya bukan gatal biasa, tapi dari dalam.
Tapi efek paling besar itu justru secara mental dan emosional. Saya jadi mikir ulang tentang hidup, kesehatan, prioritas. Waktu badan nggak bisa diajak kompromi, semua hal kecil yang kita anggap remeh tiba-tiba jadi mahal: tidur nyenyak, bisa makan enak, jalan-jalan sore.
Sejak saat itu, saya mulai rutin cek kesehatan, lebih sadar soal apa yang saya konsumsi, dan belajar bilang “nggak” ke kebiasaan buruk.
Tips Praktis Kalau Kamu atau Orang Terdekat Mengalami Gejala Penyakit Kuning
Ini beberapa tips berdasarkan pengalaman saya sendiri, semoga membantu:
Segera periksa ke dokter kalau mata atau kulit mulai menguning, apalagi disertai mual dan lemas.
Pantau warna urin dan feses — kalau urin gelap dan feses pucat, itu tanda bilirubin bermasalah.
Hindari obat sembarangan, termasuk suplemen herbal. Banyak yang bisa memperberat kerja hati.
Perbanyak minum air putih, kurangi makanan berlemak dan gorengan. Hati itu organ sensitif.
Jangan stres — ini gampang diucap, tapi saya sendiri baru sadar hati sangat terpengaruh stres kronis.
Jaga kebersihan makanan — hepatitis A bisa menyebar lewat makanan atau air yang terkontaminasi.
Dan terakhir, jangan anggap enteng rasa lelah berlebihan. Itu bisa sinyal awal.
Pelajaran Hidup: Jangan Tunggu Sakit Buat Mulai Hidup Sehat
Saya tahu ini klise, tapi saya harus bilang: jangan tunggu jatuh sakit dulu baru sadar pentingnya hidup sehat. Penyakit kuning yang saya alami itu semacam wake-up call. Dan saya bersyukur karena masih dikasih kesempatan buat sadar lebih awal.
Sekarang saya lebih perhatian sama apa yang saya konsumsi, lebih sering istirahat, dan mulai olahraga ringan. Bukan karena saya mau langsing atau keren, tapi karena saya tahu: nggak ada yang bisa gantiin rasa sehat.
Jangan Remehkan Gejala Kuning — Bisa Jadi Alarm Tubuhmu
Buat kamu yang baca ini, saya cuma pengen bilang: kalau suatu hari kamu ngaca dan ngerasa kulitmu agak kuning, jangan tunggu sampai makin parah. Langsung cek. Lebih baik overthinking tapi sehat, daripada santai tapi ternyata kena.
Karena seperti yang saya alami, penyakit kuning itu bukan cuma soal warna kulit, tapi soal bagaimana tubuhmu minta tolong.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Digital Detox: Kenapa Aku Butuh Jeda dari Dunia Digital dan Kamu Juga Harus Coba disini